Senandung Asa Dari
Kakak
Dikisahkan dalam sebuah keluarga
yang kurang harmonis terdiri dari ayah ibu dan 2 anaknya . Suatu ketika sang
ibu pulang larut malam sehabis bekerja, suaminya yang selama ini diam pun mulai
jera dengan kebiasaan istrinya yang setiap hari pulang malam. Pak abu pun
mencoba menegur istrinya. Dan akhirnya terjadilah pertengkaran diantara mereka
Pak abu : Ibu dari mana saja malam
begini baru pulang. (bertanya dengan nada tinggi)
Ibu yanti : yah
pulang kerja lah pak, memangnya bapak pikir darimana. sudahlah bapak itu gak
usah banyak Tanya aku capek mau istirahat.
Bapak abu : bu tunggu,!! Inget bu anak-anak butuh ibu
untuk membimbing mereka,ibu itu ibu rumah tangga kalau ibu setiap hari pulang malam kapan ada
waktu untuk keluarga dan juga anak-anak. Mereka sudah remaja bu, mereka butuh bimbingan
dan kasih sayang dari ibunya.
Ibu yanti : bapak itu seharusnya berfikir, yang cari
uang selama ini itu siapa. Aku kan,
bapak itu sudah cacat gak bisa cari uang lagi, jadi bapak aja yang urus mereka
bapak kan selalu dirumah. Aku gak punya waktu untuk mereka aku sibuk dengan
pekerjaanku.
Bapak : ibu ini
keterlaluan, dimana tanggung jawabmu sebagai ibu. Tugas mencari nafkah itu aku.
Aku pemimpin dikeluarga ini jadi biar aku yang mencari uang. ibu dirumah saja
mengurus dan membimbing anak-anak agar mereka lebih terarah.
Ibu : hahahahaha
dengan keadaanmu yang cacat seperti ini kamu mau mencari nafkah? Mau kerja apa pak?
sudah sekian lama kita menikah tapi apa,
perekonomian justru semakin menurun. Bapak Cuma bisa makan dan tidur. aku yang
capek mencari uang kesana sini. Sadar kan kamu pak. Kamu dan anakmu hanya
menyusahkan hidup ku.
Bapak abu :
keterlaluan kamu bu (menampar isterinya)
Ibu yanti : oh
berani yah kamu sama aku pak, dasar suami cacat (mendorong suaminya
Ratna dan icha pun keluar dari kamarnya.
Ratna : ibu,
hentikan bu apa yang ibu lakukan dengan bapak!!(menangis)
icha : ibu
jahat, ibu selalu memarahi bapak, sebenernya apa salah bapak bu. aku benci sama
ibu benciiiiiii.(menangis)
ratna : iya aku malu bu, aku malu punya ibu yang
tidak bisa menghargai suaminya. Bapak itu pemimpin dikeluarga, tidak seharusnya
ibu bersikap seperti itu dengan bapak. Kasihan kan bapak bu, bapak kesakitan.
Ibu : oh bagus
yah jadi kalian ibu sekoahkan mahal-mahal justru malah ngelawan dengan ibu.
Dasar anak gak tau diuntung. Kamu fikir cari uang gampang apa.(menarik rambut
ratna dan icha) sekarang juga kalian angkat kaki dari rumah ini. Aku tidak
ingin melihat kalian lagi dirumah ini. Ceppaattt pergi !! (mendorong ratna dan
icha)
Icha : aww
sakit buuu,
Ayah : cukup
bu, jangan sakiti mereka kamu ini sudah sangat keterlaluan.
Ibu : sekarang
juga kalian pergi dari rumah ini, aku muak liat wajah kalian. Pergi
sejauh-jauhnya dan jangan pernah tunjukan wajah kalian dihadapanku lagi. Pergii
cepatt pergii (melempar pakaian)
Ayah : iya kami
akan pergi dari rumah ini, dan tidak akan kembai lagi. ayok ratna icha kita
pergi nak.
icha : ibu
jahat aku benci ibuuu aku benci ibuuuu(menangis)
ratna : sudahlah cha tidak ada gunanya menangis
dek, lupakan saja semuanya, kita akan memulai hidup kita yang baru tanpa ibu,,
kamuyang sabar yah ca.
Mereka pun
pergi dari rumah dan entah harus kemana, keadaan pak abu yang pincang membuat nya semakin bingung dan kehilangan
arah. Merekapun menyusuri sepanjang jalan sejauh kaki melangkah. Namun tetap
tak menemui persinggahan, hingga sampailah mereka ditepi jalan yang teduh.
Bapak : maafkan
bapak yah nak, ini semua kesalahan bapak. Keadaan bapak yang cacat dan tidak bisa
mencari nafkah untuk kalian\
ratna : sudah
lah pak mungkin ini sudah takdir yang maha kuasa yang harus kita jalani. Tiada
guna menyesali keadaan, yang terpenting sekarang adalah kita bisa mendapatkan
tempat tinggal untuk sementara waktu
icha . tapi kak kenapa
ibu sejahat itu dengan kita, kenapa kita harus diusir dari rumah?
ratna : yah
mungkin ibu malu punya keluarga seperti kita. icha yang sabar yah sayang kan
masih ada kakak dan juga bapak jadi icha jangan khawatir yah. (meyakinkan icha)
Bapak : lihat nak,
disana sepertinya ada tempat untuk berteduh.
ratna : iya pak
benar ayok kita kesana.
Merekapun
beristirahat sejenak diatas kursi terminal dengan perasaan sedikit lega karena
mereka dapat singgah sementara waktu, keesokan harinya
ratna : pak ratna
mau bicara sesuatu
bapak: ada apa
nak? BIcara saja
Ratna :bagaimana
kalau cahya berhenti sekolah saja, biar icha yang bersekolah.
Bapak : kenapa
cahya bilang seperti itu? Tidak nak kalian semua harus berseklah
setinggi-tingginya sampai kalian menjadi orang sukses dan menjadi kebanggaan
bapak.
Cahya : tapi
apa kita bisa pak. Cahya kasihan dengan bapak. Dengan kondisi seperti ini
seharusnya bapak beristirahat bukan malah bekerja.
Bapak : bapak
justru senang bisa menjalankan tanggung jawab sebagai bapak untuk kalian. Tetaplah
bersekolah nak. Cahya punya cita-cita kan?
Cahya : iya pak
cahya ingin menjadi dokter
Bapak : kenapa
cahya ingin menjadi dokter?
Cahya : karena
cahya mau menyembuhkn orang-orang yang sakit pak supaya tidak ada lagi ayah
yang cacat sehingga bisa mencari nafkah untuk keluarganya dengan begitu setiap
keluarga akan hidup dengan sejahtera.
Bapak: iya nak
kejarlah cita-citamu bapak akan berusaha sekuat tenaga bapak untuk
menyekolahkanmu. Jadilah kebanggaan untuk bapak.
Cahya : cahya
berjanji pak, cahya akan belajar dengan sunggh-sungguh untuk cita-cita cahya.
Bapak :
(tersenyum member semangat)
Aska : kak
cahya aku sudah siap berangkat sekolah, loh kakak bawa apa??
Cahya : ini
jamu dek,kakak mau berjualan jamu disekolah kan lumayan bisa buat jajan
Aska : sini
aska bantu kak
Cahya : cahya
dan aska berangkat dulu ya pak
Bapak : iya,
jaga adikmu baik-baik cahya. Berlajarlah dengan sunggug-sungguh.
Aska dan cahya
: baik pak. Assalamualaikum
Bapak
:waalaikumsalam
Sesampainya
disekolah
Aska : kakak
tidak malu berjualan jamu?
Cahya : untuk
apa malu dek, demi masa depan apapun yang kita lakukan tidak mengenal malu
apalagi ini untuk sekolah aska dan kakak.
Aska: aska kekelas
dulu yah kak
Cahya :iya dek
Tiba-tiba dari
kejauhan dating irza yang tanpa sengaja menabrak cahya.
Irza : (buuk)
aduuhh sorry sorry nona.
Cahya : gak
hati-hati banget sih kan sakit. Lihat sekarang jamu jualan saya berantakan kaya
gini
Irza : waduh
maaf banget nih ya saya buru-buru. Bye (berlari meninggalkan cahya)
Cahya : gak tau
diri banget sih, dasar aneh.
Irza :
sorrrryyy yaah (berteriak dari kejauhan )
Indi : (melihat
kearah cahya) heh apa yang kamu lakuin sama irza??
Cahya : e
engga, saya tidak melakukan apa-apa, tadi dia
Indi : cukup,
saya udah lihat dengan mata kepala saya sendiri, dasar ya cewek ganjen. Asal
kamu tau irza itu pacar ku. Jadi jangan berani-berani kamu dekati dia pahaaam
(menendang jamu yang dibawa cahya)
Cahya :
astagfirullah haladzim, kenapa kamu menendang jamuku ini. (merintih)\
Indi : itu
ganjarannya kalau kamu berani mendekati irza, ngerti kmu dasar tukang jamu.
Cahya :
(menangis) saya tidak seperti yang anda katakan
Indi : sudahlah
saya gak punya waktu bicara dengan orang miskin seperti kamu (pergi)
Cahya terlihat
sangan bersedih satu-satunya harapan untuk mencari uang hari ini tidak
berhasil, dengan kecewa dia pun tidk mendapatkan uang seperpun hri ini. Pulang
sekolah
Aska : kak kok
kelihatan sedih gitu kenapa?
Cahya : gak
papa kok dek. Kakak baik-baik aja.
Sesampainya
dirumah
Ska : kak aska
laper
Cahya : maafin kakak
yah aska, kakak gak punya uang untu membeli makanan. Tadi jamu yang kakak bawa
tumpah disekolah.
Aska : kenapa
bisa tumpah kak?
Cahya :
ceritanya panjang, udah mendingan aska tidur aja yah bar lapernya gak kerasa
nanti kalau bapak pulang bawa makanan kakak bangunin aska.
Aska : iyah
kak.(tertidur)
Bapak :
assalamualaikum
Cahya :
waalaikum salam, bapak sudah pulang.
Bapak : iya
cahya tadi bapak dapet pekerjaan menjaga parkir di swalayan, tapi bapak Cuma
bisa beli makanan 2 bungkus. Ini buat cahya dan aska (memberikan makanan)
Cahya : loh but
bapak mana?
Bapak : bapak
gak laper kok nanti saja, sekarang kalian makan dulu yah pasti cahya dan aska
sudah lapar.
Cahya: iya pa.
askaa bangun dek ini bapak bawa makanan.
Aska : horeee
akhirnya aska bisa makan juga.
Cahya: iya.
Keesokan
harinya. Aska dan cahya sedang berjualan jamu kelliling kampong. Tiba-tiba
datanglah indi dan teman-temannya.
Indi : heh
penjual jamu
Cahya : kamu
lagi. Ada apa?
Aska : dia siapa kak??
Indi : emang
gak ada pekerjaan lain yah selain jualan jamu kuno tau gak mending kalo enak
pahit sama aja kaya penjualnya hahahah
Teman”: hahaha
malu-maluin aja
Aska : diem
gak, jangan hina kami lagi
Indi : dasar
anak miskin, gak tau diri kalian iu sampah tau gak lihat pakaian kalian yang
kotor seperti ini ih jorok.
Cahya : diam
kamu, jangan sakiti adik ku.
Indi : ngaca
dong kalian berdua itu orang miskin gak pantes sekolah. Mulungt aja
sana.(menendang jamu yang dibawa cahya)
Aska : (berlari
pergi)
Cahya :
askaaaaaaa jangan tinggalkan kakak dek
Cahya : aska
kamu kenapa menangis??
Aska : aku malu
kak, aku malu dihina sama orang tadi, memangnya bener orang seperti kitaa tidak
pantas sekolah ?
Cahya : jangan
dengarkan dia dek, kamu harus sabar kata siapa orang miskin tidak boleh
bersekolah. Itu pendapat yang slah.
Aska : tapi
aska malu kak, aska malu, aska mau pulang aska mau ikut ibu. Aku gak mau hidup
susah.
Bapak : aska,
kamu kenapa nak.
Aska : aku mau
pulang pak aku gak mau tinggal dengan kalian aku malu.
Bapak : maafkan
bapak nak ini semua kesalahan bapak. Bapak tidak bisa menjadi bapak yang
baik untuk kalian, tidak seharusnya
kalian hidup susah seperti sekarang ini.
Aska : terserah
bapak mau bilang apa aku tetap akan kembali. (pergi)
Cahya : jangan
dk jangan pulang. Ibu tidak perduli lagi dengan kita jadi percuma kamu kembali.
Ingat kan ibu bilang apa jangan pernah kembali dihadapan ibu lagi.
Aska : aku
capek kak hidup susah.
Chya: aska
sadar ini kehidupan kamu harus kuat jangn lemah seperti ini Allah tidak suka
melihat hambanya yang lemah. Aska harus semangat.
Aska :
(menangis) maafin aska kak
Cahya :
sekarang aska harus tersenyum gak boleh cengeng
Aska : iya kak.
Keeseokan
harinya cahya tidak bersekolah karena biaya tidak cukup untuk membayayai
sekolahnya.
Bapak : cahya
kenapa tidak berangkat sekolah?
Cahya : cahya
lebih memilih untuk mencari uang pak, dalam kondisi seperti ini tidak mungkin
cahya bisa bersekolah toh cahya sudah SMA kurasa itu sudah cukup. Biar aska
yang melanjutkan sekolah pak
Bapak: cahya
kamu harus bersekolah nak, biarkan bapak yang memeras keringat.kamu masih
terlalu belia.
Cahya : cahya
sudah besar pak, sudah waktunya cahya membantu bapak. (pergi)
Sekian lama
cahyapun tidak bersekolah aska pun telah duduk dibangku SMA, suatu ketika aska
berbicara dengan kakaknya.
Aska : kak
sekarang aska sudah besar, aska boleh minta sesuatu?
Cahya : minta
apa dek, katakan.
Aska : aska minta handvone baru boleh, aska malu kak
dikelas hanya aska yang tidak memiliki handvond lagi pula itukan unuk
berkomunikasi boleh yah kak!!
Cahya: tapi kakak tidak punya uang banyak untuk
membeli handvond dek, sekarang ini uang yang kakak punya untuk membayar
semester mu bulan depan.
Aska : please kak, aska malu dngan teman-teman.
Cahya : iya, akan kakak usahakan dek. Tapi butuh
waktu agak lama yah karena handvond tidak murah.
Aska : iyah kak, makasih aku sayang banget sama
kakak.
Keesokan harinya, cahya kembali berjualan tiba-tiba
cahya diculik sekelompok orang
Aska yang tidak sengaja melihat kejadian tersebut
sontak berlari mengejar kakaknya
Aska: kakaaaaaaaaaaak, tolong tolong kak cahyaaaa
Aska :
(menangis ) kakaaaakk
Cahya diculik
oleh preman bayaran dari indi. Ternyata indi masih menyimpan dendam dengan
cahya.
Aska melihat
sebuah kotak berisi uang tabungan milik kakaknya, dikotak itu tertulis
harapanku dan masa depanku ku berikan untuk adikku. Askapun sadar bahwa selama
ini sang kakak berjuang demi sekolahnya
Aske : kakak
maafkan aku, aku tidak sdar selama ini kakak mengorbankan sekolah kakak demi
aku, tapi aku selalu saja menyusahkan kakak dengan segala permintaan ku yang
bodoh. Aku menyesal kak.
sampai sekian
lama cahyapun pergi dan tak kembali seiring berjalanya waktu askapun
bersungguh-subgguh dalam menggapai impiannya sampai akhirnya iya menjadi orang
sukses
selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar