Rabu, 09 Januari 2019

Meneladani Jejak Juang Seorang Edy



Meneladani Jejak Juang Seorang Edy

Oleh Siska Irma Diana








 





 




Bernama lengkap Edy Fajar Prasetyo, seorang pemuda yang lahir dan besar di Jakarta Pusat. Semenjak kuliah, ia lebih banyak beraktifitas di Tangerang Selatan. Namun kini, ia berdomisili di Kota Patriot, Bekasi. Pemuda kelahiran 17 September 1992 menempuh pendidikan di TK Rusdibra Kemayoran Jakarta Pusat, SDN 11 Pagi, SMP 59 Jakarta, SMAN  1 Jakarta atau lebih dikenal dengan SMA Boedoet (Boedi Oetomo) dan S1 Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Putra kelima dari pasangan Alm. Tupoan Ahmad Ikhsan dan Ratna Nirmala Ningsih ini begitu gemilang dengan sederet raihan prestasi.
Pemuda yang akrab disapa Edy ini memiliki banyak keahlian, ia merupakan penulis, organisatoris dan pebisnis. Tiga buku yang sudah ia terbitkan berjudul Kami Berani Beda, Ketika Sesuatu Harus dituliskan, dan Mencetak Generasi CLBK. Edy juga berhimpun dalam organisasi Forum Indonesia Muda (FIM), BPH Market (Masyarakat Kreatif Tangsel) dan ketua di Ikatan Pemuda Kreatif Indonesia (IPKI). Edy juga merupakan pendiri Eco Business Indonesia (EBI) dan The Academy Of Indonesia Public Speakers.
Tidak heran, begitu banyak prestasi yang ia dapat, di antaranya sebagai Pemuda Hebat Kemenpora RI 2018, peraih penghargaan Mentri Pendidikan, Menteri Koperasi & UMKM, Bank Indonesia, Kementrian  Agama dan Kementrian Perindustrian, Awardee Course Education Copenhagen Denmark 2018, Duta Pemuda Kreatif Indonesia 2017, Top 5 Wirausaha Muda Mandiri 2017, 3rd Winner Asean Preneur Kuala Lumpur Malaysia, dan Guest Speaking King Mongkut Institute Technology Ladkrabang Bangkok Thailand.

      Eco Business Indonesia: Olah Sampah Menjadi Rupiah
Eco Business Indonesia atau EBI, merupakan suatu usaha yang berkontribusi dalam usaha pemberdayaan masyarakat di wilayah Tangsel, dengan memanfaatkan sampah pelastik di perkotaan menjadi produk kreatif bernilai jual. Kini, EBI mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Edy, sosok pemuda kreatif selaku founder Eco Business Indonesia mengaku membangun bisnis dengan keunikan. Ebi memiliki visi mencuptakan suatu ekosistem yang ramah lingkungan namun juga memiliki dukungan financial yang baik. Selain itu, terus percaya diri adalah spirit yang selalu ia pegang. Dalam berbisnis, ia juga selalu membuka komunikasi dengan komunitas dan organisasi. Meski sekadar membuka kases, tetapi menurut Edy, dengan begitu koneksinya justru berkembang leih cepat.
Bisnis bagi Edy merupakan satu sarana ikhtiar yang tidak semata berorientasi pada profit, tetapi bagaimana bisnis dapat berdaya dan memberdayakan. Ia mengumpamakan bisnis itu seperti kendaraan yang bisa cepat menuju sukses dan memberikan pengaruh tanpa harus menunggu hingga jenjang  Professor.

      Berikut hasil wawancara seputar Edy dan dunia Bisnisnya:
      Dari mana memperoleh motivasi dan spirit berbisnis?
Dulu,saat di SMA kakak termasuk aktif ikut kegiatan ekstrakulikuler, ikut Rohis, Osis, Pencak silat dan Futsal. Yang menarik di SMA Boedoet itu penggemblengan  dari ekstrakulikuler, itulah yang  banyak menempa softskill kemandirian, levelnya sudah seperti Unit Kerja Mahasiswa (UKM). Disitu banyak mengasah keberanian kakak.
Cikal bakal kakak memulai bisnis itu berdagangsaat di  SMP. Saat itu kakak jualan kopi seduhan. Jadi, tiap malem kakak jualan di depan rumah. Awalnya  kakak sering lihat banyak pedagang kaki lima yang berjualan makanan. Kemudian kakak ngeliat ada peluang nih, orang-orang yang jualan itu sering kakak seduhin kopi. Sepulang sekolah, disamping SMP ada agen took-toko, akka beli satu renceng kopi di sana jadi lebih murah.  Modalnya dari kakak kumpilin uang jajan malamnya kakak jual. Nah, dari situlah kepupuk jiwa berdagangnya sampai SMA.
Sebelum kakak di EBI, dulu kakak sempet buka usaha  aksesoris handphone. Awalnya jual pulsa, intinya dagang kan memberanikan diri untuk usaha, itu waktu SMA  dari kelas satu. Di SMAjuga kakak jualan nasi uduk, apapun yang bisa dijual sih, intinya memberanikan diri untuk jualan. Kalo yang di SMA dari hari senin sampai jumat dan dulu sebenernya atas ketidaksengajaan disitu kakak belajar main peluang.
Kakak kalo ke Sekolah sering bawa bekel nasi uduk, beli di rumah makannya di sekolah. Nah temen-temen banyak yang sering minta, lama-lama banyak yang s nitip. Harganya kakak lebihin aja, misalnya, harga 3000 kakak jualnya 4000,lumayan untuk ongkos kakak. Kok suatu waktu hampir satu kelas itu mau pesen, ya udah kenapa enggabikin aja sendiri. Ibu kakak masakannya enak kan, dari situ istilah pre order pertama kali memanfaatkan handphone yang cuma bisa SMS. Jadi kakak sering nawarin ke temen-temen, ada yang mau order engga. Jadi udah jelas ketika kakak bawa dagangan pasti habis. Karena orderan itu lumayan banyak, dari situ kakak bisa bayar SPP sendiri, bisa beli satu sepedah fiksi, lumayan lah untuk seukuran anak SMA waktu itu.

      Adakah bakat bisnis dari orangtua?
Kalo dilihat dari keturunan orangtua kakak sih dulu sempet punya warung dirumah. Secara gak langsung mungkin tersirat untuk belajar berdagang.Setiap hari ngeliatin ibu jualan dan di lacinya banyak uang, jadi menarik untuk jualan, dari situ secara gak langsung kakak dapet nilai-nilai berdangan meskipun gak diajarin secara  langsung. Kalau Yah, beliau ini kerjanya ini di PLN.Ayah kakak udah almarhum, ini masuk tahun kedua. Jadi dulu. Karena dulu punya kompetensi di bidang listrik jadi banyak terlbat di bidang vokasional.

Sejauh ini belajar bisnis dari mana saja?
Kakak belajar dari banyak orang, dari banyak referensi, sumber buku, internet dan segala macam.Kakak berfikir ketika kita mau memulai usaha dan berhasil, cukup ikutin orang yang sudah berhasil.Kita ngeliatin polanya karena semua berpola. Yaudah kakak belajar sama mentor-mentor. Ada beberapa orang yang konsen dibidang digital marketing, jadi kakak belajarnya terus bahkan sama semua orang yang kakak jumpai. Karena kalo kita ngomong lebih dalam, sebenernya setiap orang punya value masing-masing. Meski sekadar tukang nasi goreng atau siapapun itu pasti ada yang bisa dipetik.

Bagaimana sepak terjang terbentuknya EBI?
Sebenernya awal-awal  kuliah sebelum di EBI, kakak jualan kuliner. Produknya tahu goreng yang kakak jual ke asrama-asrama ke kelas-kelas lumayan banyak yang beli. Namanya tahu gledek, tahu fried chicken dalemnya pedes. Dari situ, sehari bisa seratus, dua ratus pcs untungnya lumayan. Produk itu kakak bikin sendiri, jadi kakak cari timsaat itu timnya ada 3 orang, kakak, temen kakak anak Tarbiyah dan koki. Setelah laku satu dua bulan, di bulan ketiga bangkrut karena keuntungn dan alat-alatnya dibawa kabur sama kokinya. Kebetulan koki ini saudaranya temen kakak yang anak tarbiyah ini. Makanya kakak percaya. Tapi namanya di bisnis masih awam gak semudah itu kita ngasih kepercayaan ke orang, harus ada yang namanya kesepakan yang jelas, MOU, hitam di atas putih dan kakak banyak belajar dari situ.

Berkembangnya EBI sejak kapan?
Sebenarnya EBI ini projek idealisme, karena kakak dapet beasiswa bidikmisi kakak sekedar ingin kasih feedback ke lingkungan, tapi ternyata ketika ditekunin kok bisnis ini cukup menjanjikan, ada profit yang bisa memberi dampak sosial. Akhirnya kakak kembangin terus. Tahun 2013 perlahan-lahan EBI mulai naik level.  Kakak juga membuka diri dan  belajar sama komunitas dan organisasi dan teman-teman yang jauh lebih dulu berhasil juga lembaga-lembaga sosial NGO. Kakak sempat dapat inkuibasi dari Bank Indonesia dari ILO juga. Bermodalkan keyakinan dan ide, kakak dapet dana hibah 25 juta di  semester 3. Itu hasil seleksi dari bank Indonesia. Dari UIN ada empat orang, kakak salah satunya. Sambil berjalan fasenya terus berdampingan sampai satu tahun. Nah dari situ sempat membuka, kenapa engga EBI tadi kita seriusin. Akhirnya Alhamdulillah smpai sekarang berjalan dan belajar terus.

Cikal terbentuknya nama EBI?
Nama EBI berawal ketika ngobrol-ngobrol di Komus FEB bersama Bang Sarudi usai shalat maghrib. Bang Sarudi juga menang anugrah dari Bank Indonesia, dia dapet 24 juta lebih. Dia punya komunitas juga dibidang organik, mengelola kertas. Kakak tanya ke Dia tentang nama apakira-kira yang bagus. Ya udah EBI aja, EBI itu dari awal mula sebenernya kombinasi antara  Edy dan BI. Jadi kita dipertemukan waktu itu bikin projek bareng. Tapi semakin kesini kita coba ganti filosofinya Eco Business Indonesia (EBI) jadi kita membangun usaha yang berbasis Eco Friendly dan berkembang sampai hari ini.

Berapa tim yang ikut serta mengembangkan EBI?
Kalo di EBI co-foundernya ada lima orang termasuk kakak, Ibu Eli, Andis, Imas dan Nadia. Selain Bu Eli, sisanya anak UIN semua. Bu Eli merupakan produsen tas daur ulang jadi prinsipnya kakak kolaborasi dan sinergi. Ibu Eli berdomisili di jalan tidore di Cileduk dia memang udah punya usaha daur ulang jadi kita bantu inter connecting aja. Kakak dan tim bangun akses, produsennya beliau. Terus lama-lama kita improve dan terus ngembangin produk-produk baru. Kita juga memberikan transfer knowladge, yang tadinya Ibu Eli cuma bisa sendiri, ilmunya dishare ke ibu-ibu yang lain. Sekarang kita punya tim diproduksi lebih kurang 10 orang, itu di daerah Kedaung.

Awal kenal dengan produsen daur ulang sampah?
Awalnya ada event pameran di  UIN, itu acaranya PKPU. Kebetulan beliau isi stand. Kakak waktu itu jadi MC, kemudian kakak ngobrol dan diskusi dengan beliau, akhirnya bismillah kakak silaturahim ke rumah Bu Eli. Ternyata konsep beliau sama dengan konsep kakak dan kakak belajar banyak dengan Bu Eli. Kakak belajar di tempat beliau di Cileduk. Waktu itu belum ada nama usahanya yang penting jalanin aja. Intinya karena sudah punya produk, sistemnya kakak beli putus. "Saya beli ya bu tapi nanti saya jual lagi dengan brand saya." Beliau yang produksi, kakak yang  jual atas nama EBI Bag.

Peran beliau untuk EBI seperti apa?
Beliau banyak terlibat secara langsung di EBI. Yang dulunya bergerak sendiri, sekarang punya rekanan dan juga Bu Eli dan tim ini jadi tenaga tutor. Jadi kalo kakak ada event workshop dari kementrian, pendampingan, lembaga, atau kampus, kakak melibatkan ibu-ibu ini sebagai tutor. sehingga ada pendapatan yang bisa mereka dapat selain dari jualan produk daur ulang.

Adakah komunitas yang menjadi ruang belajar untuk berbisnis?
Di UIN yang khusus gitu engga ada, tapi ya kita sinergi aja sama mereka yang mau kolaborasi sama HMJ, Dema Fakultas dan siapapun yang mau kita open. Kalo UIN secara langsung ya kita paling kerjasama kalo ada event. Dulu, waktu kakak semester 3 belajar ke mana-mana bahkan ke UI nyari komunitas entrepreneur di sana karena di sini engga ada. Waktu itu gak ada komunitas entrepreneur jadi kakak inisiatif sama temen-temen yang punya kegelisahan yang sama, punya usaha tapi gak punya wadah. Akhirnya, kita bikin namanya UIN Preneurs. Foundernya kakak, Bang Cuplis yang punya Pondok Sepedah, terus banyak tim yang masuk, ada Bang Darwis yang punya Kamera Wisata, Bang Deni yang punya Ini Sablon dan Bang Ismed yang punya Sop Duren Kepo.

Mengapa memilih daur ulang sampah menjadi bisnis yang ditekuni?
Sebenernya, kakak berfikir kalo kita udh nemuin bisnis yang tepat apapun komoditas jenis bisnisnya itu bakal jalan. Cuma waktu kakak ngejalanin EBI ini boomingnya di sampah. Selain itu kakak ada usaha lain juga, yaitu Sekolah komunikasi  yang sesuai sama passion kakak. Awal-awal sempet bikin travel dan Event Organizer  bareng temen-temen tapi sekarang focus ke EBI. EBI engga hanya jualan produk aja, kita juga konsultan, akselerator program pemberdayaan jadi bantuin program-program pendampingan, pemberdayaan. Kita. Ini event paling deket kita kerjasama bareng teman-teman di Garut kita bikin namanya Aksi Berdayakan Indonesia (ABDI).

Sejauh ini, apa saja kendala yang dihadapi?
Kalo sekarang yang paling kakak rasain sih di tim. Karena awalnya kan ini kegiatan sosial jadi beberapa temen-temen co-founder lagi fokus mengembangkan kapasitas dirinya untuk nanti fokus mengembangkan kapasitas dirinya untuk nanti balik lagi. Mereka ada yang lagi S2 dan lain sebagainya. Jadi kakak lagi coba nyari pola untuk membangun tim yang lebih solid.Tahun depan kami ingin buat EBI jadi yayasan EBI Indonesia Foundation. Meski Yayasan tapi mandiri karena akan lebih banyak kegiatan sosialnya.
Kalau dari segi dana bukan jadi kendala berarti, mungkin targetnya belum terlalu perlu dana untuk skill up dan segala macem. Yang penting kita punya market, basis produk dan networkingnya ya Alhamdulillah ada perputaran disitu. Terakhir kita juga ada link kerjasama denganPT. KOBE tapi nilai kontraknya engga besar 8.500.000 kita bikin handycraft dari sampah mereka yang kita olah kemudian kita jual lagi ke mereka. Jadi kita ngga sekedar jualan langsung ke pembeli jadi langsung ke B to B (business to business). Kiita kerjasama ke lembaga-lembaga dan institusi gitu.

Target pasar EBI kemana saja?
Awalnya engga tau mau ke mana targetnya, karena sekadar ingin kontribusi aja jadi kita yang penting jalan aja. Sharing, jadi lama-lama kan learning by doing ketemulah dengan yang lebih ideal target marketnya seperti lembaga dan orang-orang tapi emang yang lebih aware dengan lingkungan.

Berkembangnya EBI  sejak kapan?
Semenjak 2015 kayanya, karena banyak media yang meliput hampir semua stasiun media mainstream, bahkan beberapa kalo ada curtomer yang masuk mereka taunya dari internet. Jadi awal mula waktu itu Koran Sindo terus masuk detik.com langsung ngeboost gitu. Sehingga punya satu keperayaan diri lagi untuk ngelola sampah. EBI terus step by step termasuk yang kemaren belum lama ke Denmark dan Swedia karena bawa kegiatan sampah. Bismillah aja kita, pelan-pelan ngebangun pondasi dan  menceritakan value yang kita bangundan serta story yang udah kita jalanin.

Kamis, 17 Mei 2018

KATA MOTIVASI TENTANG BISNIS


Sumber gambar http://www.gen22.net/


Tak ada jawaban ilmiah untuk kesuksesan. Anda tidak dapat mendefinisikannya anda hanya harus menjalaninya dan melaksanakannya. –Annita Roddick

Jika anda ingin membangun sebuah bisnis yang tumbuh dan berkembang, jangan setengah-setengah melangkah. Jauhi pantangan dan ikuti sikap yang menguntungkan bisnis anda. -Indari Mastuti

Lebih baik menetapkan sasaran yang snagat tinggi dan gagal membidiknya daripada menetapkan sasaran yang lebih rendah dan mengenainya. –Thomas Watson Sr

Bisnis dibangun dan berkembang bukan hanya mengandalkan prinsip mencari keuntungan, tetapi harus dengan itikad baik-tidak merugikan orang lain, berbagi, sopan, dan mau introspeksi keslaahan. -Indari Mastuti

Untuk bisa melakukan hal-hal hebat, kita harus bermimpi sekaligus bertindak. –Anatole France

Jika mengagumi orang yang suses. Anda menciptakan medan atraksi daya positif yang menarik anda semakin mirip dengan jenis-jenis orang yanga nda idamkan. –Brian Tracy

PANTANGAN DALAM BISNIS

Sumber gambar https://ewaldoreisamaral.wordpress.com/

Pernahkah sobat dihadapkan pada pantangan? Tentu saja! Setiap orang pernah berhadapan dengan pantangan dalam berbagai hal. Pantangan dalam berbisnis ibarat rambu-rambu lalu lintas bagi pengguna jalan. Sebagian besar orang berusaha untuk tidak melanggarnya. Namun, tetap saja ada melakukan hal yang pantang karena alas an tertentu.
            Dalam berbisnis ada beberapa pantangan yang perlu diperhatikan agar kita tidak melakukannya, sehingga bisnis bisa berjalan dengan baik.berikut ini beberapa pantangan tersebut:

1.      Melakukan bisnis secara instan
Keberhasilan tidaklah diraih begitu saja. Diperlukan kerja keras, komitmen, keuletan dan mau melewati proses berbisnis itu dengan penuh kesabaran. Untuk menjadi sukses, pebisnis harus membekali diri dengan terus belajar, memperluas jaringan, mengikuti berbagai seminar atau kegiatan terkait dunia usaha. Tingginya persaingan di dunia bisnis membuat kita harus bekerja lebih keras, agar meraih hasil yang maksimal.

2.      Menunda Mneyelesaikan Masalah
Dalam berbisnis, kita akan menemui beragam masalah. Mulai dari masalah produk atau jasa yang dijual, masalah dengan konsumen, masalah dengan sesama pebisnis, bahkan masalah pribadi. Menunda menyelesaikan masalah hanya akan membuat masalah baru. Dengan mengulur-ulur waktu, urusan kita akan berkepanjangan dan akan lebih sulit untuk diselesaikan.

3.      Berutang untuk menutupi utang
Ketika berbisnis, kita seringkali menginginkan banyak hal untuk memajukan usaha. Salah satunya dengan menambah dana segar sebgai tambahan modal ataupun operasional usaha. Apabila dana simpanan kita tidak lagi mencukupi, cara lain untuk mengatasinya adalah dengan berhutang. Tentu hal ini pantang dilakukan pebisnis. Selainmemngganggu maslaah keuangan, juga menimbilkan beberapa persoalan yang lebih pelik. Karena akan terjebak dalam lingkaran utang yang lama-kelamaan menumpuk dan menjeratnya. Ushaapun bisa bngkrut. Jangan salah, masalah ini juga berdampak pada citra pebisnis itu sendiri.

Bisnis Media Ala Mahasiswa



                                          Sumber gambar  http://kmfjakarta.com/

Selamat berkunjung sobat rupiah, dalam artikel kali ini penulis akan membahas sisi lain dari Mahasiswa. Siapa yang tak kenal sebutan Mahasiswa? sosok insan akademis yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Mahasiswa memiliki peran penting dalam pembangunan dan kemajuan. Maka tak heran, selain maniak dengan ilmu pengetahuan, Mahasiswa juga memiliki banyak keterampilan baik soft skill maupun hard skill. Salah satunya adalah keterampilan memperoleh uang.

Rabu, 06 Desember 2017

Pidato Tentang Kehidupan

      JANGAN LELAH DALAM BERUPAYA


                                    Sumber http://bluerich21.blogspot.co.id/



Assalamualaikum Warahmatullahi  Wabarakatuh

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي هَدَانَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ ، اَشْهَدُ اَنْ لۤا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang maha pengasih tanpa pilih kasih, yang maha penyayang yang kasih sayangnya tiada terbilang, yang maha tahu tanpa diberi tahu, yang maha kuasa yang kekuasaannya tidak bisa diukur oleh kata-kata.
Kedua kalinya, shalawat serta salam marilah kita sanjungkan kepada suri tauladan kita yakni Nabi Muhammad SAW, sang pembawa kabar bahagia dan peringatan, pahlawan revolusioner yang membawa ummatnya dari zaman jahiliah menuju zaman islamiah.
Bapak Dosen yang bijaksana, yang sama-kami kami hormati. Serta rekan-rekan yang saya sayangi dan saya banggakan.izinkanlah saya berdiri di sini untuk membawakan sebuah pidato yang berjudul “Jangan Lelah Dalam Berupaya”.


Hadirin yang saya hormati,
Dunia ini berputar seperti roda begitu pula kehidupan di dalamnya. Namun tahukah kita di dalam ilmu fisika, roda tidak dapat berputar tanpa adanya ‘gaya’, gaya disini maksudnya adalah ‘usaha’. Kita membutuhkan usaha untuk mampu keluar dari zona kesulitan.dalam keadaan senang kita kerap kali lupa bersyukur, dalam keadaan susah kita juga lupa bersabar seakan kita menganggap Allah tidak adil pada ciptaannya. Dan pada keadaan tersebut kita juga lupa akan begitu banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Ada sebuah kisah yang berasal dari negeri Tiongkok. Di sebuah daerah tinggalah seorang saudagar kaya. Dia mempunyai seorang bawahan yang begitu lugu, hingga orang menyebutnya si bodoh.
Suatu hari sang tuan menyuruh si bodoh pergi kesebuah perkampungan miskin untuk menagih hutang pada penduduk disana. "Hutang mereka sudah waktunya untuk di bayar." kata si tuan.
"Baik tuan." Sahut si bodoh. "Lalu uangnya mau di apakan?"
"Belikan sesuatu yang belum aku miliki." Kata si tuan.
Maka pergilah si bodoh ke perkampungan yang dituju. Cukup kerepotan juga si bodoh menjalankan perintah si saudagar. Mengumpulkan uang receh demi receh uang hutang dari penduduk kampung. Para penduduk kampung itu benar benar miskin, dan kala itu juga masih dalam musim kemarau panjang.
Akhirnya Si Bodoh itu selesai juga menjalankan perintahnya. Dalam perjalanan pulang ia teringat pesan tuannya. "Belikan sesuatu yang belum aku miliki." Si Bodoh mengingat perkataan tuannya.
"Kira kira apa ya?" tanya si bodoh dalam hati.
"Tuanku sangat kaya. Kira kira apa ya yang belum dia miliki?"
Setelah memikirkan begitu lama akhirnya si bodoh menemukan jawabannya. Dia kembali ke perkampungan miskin tadi. Lalu ia bagikan lagi uang tersebut kepada orang miskin di perkampungan itu lagi.
"Tuanku memberikan uang ini kepada kalian." katanya.
Para penduduk sangat bahagia. Dia memuji kemurahan hati sang tuan.
Saat si bodoh pulang dan melaporkan apa yang telah dia lakukan kepada uangnya kemudian si tuan mengomel "benar benar bodoh ini orang."
Waktu berlalu, pada suatu hari terjadilah hal yang tidak disangka sangka, pergantian pemimpin karena pemberontakan membuat usahanya tidak berjalan mulus seperti dulu.
Belum lagi bencana banjir yang menghabiskan semua hartanya bendanya.
Pendek kata sang tuan jatuh bangkrut dan melarat. Dia terlunta lemas meninggalkan rumah. Hanya si bodoh yang setia ikut serta. Ketika tiba disebuah perkampungan, entah kenapa para penduduk menyapanya dan menyambutnya dengan hangat. Mereka menyediakan tumpangan dan makanan untuk si tuan.
"Siapa para penduduk kampung itu? Kenapa mereka baik hati rela menolongku?" tanya sang tuan heran.
"Dulu tuan pernah menyuruh saya untuk menagih hutang para penduduk di kampung ini." jawab Si Bodoh.
"Tuan berpesan uang yang telah diminta untuk dibelikan sesuatu yang belum tuan punyai. Kemudian saya berpikir bukankah tuan sudah memiliki segala sesuatu. Satu satunya hal yang belum tuan punyai adalah cinta dihati mereka. Kemudian saya membagikan uang itu kepada mereka atas nama tuan. Sekarang tuan kini telah menuai cinta mereka." imbuh lagi si bodoh. Kemudian si tuan meresa sedih dan terharu.


Postingan Unggul

Bisnis Media Ala Mahasiswa

                                          Sumber gambar  http://kmfjakarta.com/ Selamat berkunjung sobat rupiah, dalam artike...

Postingan Populer