Rabu, 06 Desember 2017

Pidato Tentang Kehidupan

      JANGAN LELAH DALAM BERUPAYA


                                    Sumber http://bluerich21.blogspot.co.id/



Assalamualaikum Warahmatullahi  Wabarakatuh

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي هَدَانَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ ، اَشْهَدُ اَنْ لۤا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang maha pengasih tanpa pilih kasih, yang maha penyayang yang kasih sayangnya tiada terbilang, yang maha tahu tanpa diberi tahu, yang maha kuasa yang kekuasaannya tidak bisa diukur oleh kata-kata.
Kedua kalinya, shalawat serta salam marilah kita sanjungkan kepada suri tauladan kita yakni Nabi Muhammad SAW, sang pembawa kabar bahagia dan peringatan, pahlawan revolusioner yang membawa ummatnya dari zaman jahiliah menuju zaman islamiah.
Bapak Dosen yang bijaksana, yang sama-kami kami hormati. Serta rekan-rekan yang saya sayangi dan saya banggakan.izinkanlah saya berdiri di sini untuk membawakan sebuah pidato yang berjudul “Jangan Lelah Dalam Berupaya”.


Hadirin yang saya hormati,
Dunia ini berputar seperti roda begitu pula kehidupan di dalamnya. Namun tahukah kita di dalam ilmu fisika, roda tidak dapat berputar tanpa adanya ‘gaya’, gaya disini maksudnya adalah ‘usaha’. Kita membutuhkan usaha untuk mampu keluar dari zona kesulitan.dalam keadaan senang kita kerap kali lupa bersyukur, dalam keadaan susah kita juga lupa bersabar seakan kita menganggap Allah tidak adil pada ciptaannya. Dan pada keadaan tersebut kita juga lupa akan begitu banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Ada sebuah kisah yang berasal dari negeri Tiongkok. Di sebuah daerah tinggalah seorang saudagar kaya. Dia mempunyai seorang bawahan yang begitu lugu, hingga orang menyebutnya si bodoh.
Suatu hari sang tuan menyuruh si bodoh pergi kesebuah perkampungan miskin untuk menagih hutang pada penduduk disana. "Hutang mereka sudah waktunya untuk di bayar." kata si tuan.
"Baik tuan." Sahut si bodoh. "Lalu uangnya mau di apakan?"
"Belikan sesuatu yang belum aku miliki." Kata si tuan.
Maka pergilah si bodoh ke perkampungan yang dituju. Cukup kerepotan juga si bodoh menjalankan perintah si saudagar. Mengumpulkan uang receh demi receh uang hutang dari penduduk kampung. Para penduduk kampung itu benar benar miskin, dan kala itu juga masih dalam musim kemarau panjang.
Akhirnya Si Bodoh itu selesai juga menjalankan perintahnya. Dalam perjalanan pulang ia teringat pesan tuannya. "Belikan sesuatu yang belum aku miliki." Si Bodoh mengingat perkataan tuannya.
"Kira kira apa ya?" tanya si bodoh dalam hati.
"Tuanku sangat kaya. Kira kira apa ya yang belum dia miliki?"
Setelah memikirkan begitu lama akhirnya si bodoh menemukan jawabannya. Dia kembali ke perkampungan miskin tadi. Lalu ia bagikan lagi uang tersebut kepada orang miskin di perkampungan itu lagi.
"Tuanku memberikan uang ini kepada kalian." katanya.
Para penduduk sangat bahagia. Dia memuji kemurahan hati sang tuan.
Saat si bodoh pulang dan melaporkan apa yang telah dia lakukan kepada uangnya kemudian si tuan mengomel "benar benar bodoh ini orang."
Waktu berlalu, pada suatu hari terjadilah hal yang tidak disangka sangka, pergantian pemimpin karena pemberontakan membuat usahanya tidak berjalan mulus seperti dulu.
Belum lagi bencana banjir yang menghabiskan semua hartanya bendanya.
Pendek kata sang tuan jatuh bangkrut dan melarat. Dia terlunta lemas meninggalkan rumah. Hanya si bodoh yang setia ikut serta. Ketika tiba disebuah perkampungan, entah kenapa para penduduk menyapanya dan menyambutnya dengan hangat. Mereka menyediakan tumpangan dan makanan untuk si tuan.
"Siapa para penduduk kampung itu? Kenapa mereka baik hati rela menolongku?" tanya sang tuan heran.
"Dulu tuan pernah menyuruh saya untuk menagih hutang para penduduk di kampung ini." jawab Si Bodoh.
"Tuan berpesan uang yang telah diminta untuk dibelikan sesuatu yang belum tuan punyai. Kemudian saya berpikir bukankah tuan sudah memiliki segala sesuatu. Satu satunya hal yang belum tuan punyai adalah cinta dihati mereka. Kemudian saya membagikan uang itu kepada mereka atas nama tuan. Sekarang tuan kini telah menuai cinta mereka." imbuh lagi si bodoh. Kemudian si tuan meresa sedih dan terharu.



Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah tadi adalah segala yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan yang suatu saat akan diambil kembali oleh yang menitipkannya. Maka dari itu tak pantaslah kiranya jika kita berbuat tamak dan sombong kepada sesama ciptaan-Nya.
Jika hidup ini menyenangkan makan bersyukurlah karena itu tidak lama, jika hidup ini sukar maka bersyukurlah karena itu tidak berlaku selamanya. Allah menjadikan segala sesuatu di muka bumi ini sebagai ujian bagi hambanya. Boleh jadi, kesenanganmu saat ini merupakan ujian bagimu.
Ketika kita mengeluh dan merasa hidup ini sulit ingatlah Allah selalu berkata “Aku tidak membebani seorang hamba melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah). Ketika kita mengeluh dan merasa bingung, ingatlah Allah selalu berkata “Hanya dengan mengingatku hati menjadi tenang” (QS. Ar-Rad 28). Ketika kita merasa putus asa, ingatlah Allah selalu berkata “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah 6-7)
Demikian yang dapat saya sampaikan, karena keterbatasan waktu dan keterbatasan ilmu yang saya miliki. Closing statement dari saya, ada kalanya kita perlu menangis supaya kita tahu bahwa hidup bukan hanya sekedar untuk tertawa, namun ada kalanya kit aperlu tertawa supaya kita mengerti betapa mahalnya setetes air mata.
Wassalamualaikum Warahmatullahi  Wabarakatuh

Note :
Naskah ini dibuat oleh Siska Irma Diana dalam rangka menunaikan tugas Retorika
Ciputat, 6 Desember 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Unggul

Bisnis Media Ala Mahasiswa

                                          Sumber gambar  http://kmfjakarta.com/ Selamat berkunjung sobat rupiah, dalam artike...

Postingan Populer