JANGAN
LELAH DALAM BERUPAYA
Sumber
http://bluerich21.blogspot.co.id/
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي هَدَانَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا
لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللّٰهُ ، اَشْهَدُ اَنْ لۤا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ
وَاحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا
نَبِيَّ بَعْدَهُ.
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang maha pengasih tanpa pilih kasih, yang maha penyayang yang kasih
sayangnya tiada terbilang, yang maha tahu tanpa diberi tahu, yang maha kuasa
yang kekuasaannya tidak bisa diukur oleh kata-kata.
Kedua kalinya, shalawat serta salam marilah kita
sanjungkan kepada suri tauladan kita yakni Nabi Muhammad SAW, sang pembawa
kabar bahagia dan peringatan, pahlawan revolusioner yang membawa ummatnya dari
zaman jahiliah menuju zaman islamiah.
Bapak Dosen yang bijaksana, yang sama-kami kami
hormati. Serta rekan-rekan yang saya sayangi dan saya banggakan.izinkanlah saya
berdiri di sini untuk membawakan sebuah pidato yang berjudul “Jangan Lelah
Dalam Berupaya”.
Hadirin yang saya hormati,
Dunia ini berputar seperti roda begitu pula
kehidupan di dalamnya. Namun tahukah kita di dalam ilmu fisika, roda tidak
dapat berputar tanpa adanya ‘gaya’, gaya disini maksudnya adalah ‘usaha’. Kita
membutuhkan usaha untuk mampu keluar dari zona kesulitan.dalam keadaan senang
kita kerap kali lupa bersyukur, dalam keadaan susah kita juga lupa bersabar
seakan kita menganggap Allah tidak adil pada ciptaannya. Dan pada keadaan
tersebut kita juga lupa akan begitu banyaknya nikmat yang telah Allah berikan
kepada kita.
Ada sebuah kisah yang berasal dari negeri Tiongkok.
Di sebuah daerah tinggalah seorang saudagar kaya. Dia mempunyai seorang bawahan
yang begitu lugu, hingga orang menyebutnya si bodoh.
Suatu hari sang tuan menyuruh si bodoh pergi
kesebuah perkampungan miskin untuk menagih hutang pada penduduk disana.
"Hutang mereka sudah waktunya untuk di bayar." kata si tuan.
"Baik tuan." Sahut si bodoh. "Lalu
uangnya mau di apakan?"
"Belikan sesuatu yang belum aku miliki."
Kata si tuan.
Maka pergilah si bodoh ke perkampungan yang dituju.
Cukup kerepotan juga si bodoh menjalankan perintah si saudagar. Mengumpulkan
uang receh demi receh uang hutang dari penduduk kampung. Para penduduk kampung
itu benar benar miskin, dan kala itu juga masih dalam musim kemarau panjang.
Akhirnya Si Bodoh itu selesai juga menjalankan
perintahnya. Dalam perjalanan pulang ia teringat pesan tuannya. "Belikan
sesuatu yang belum aku miliki." Si Bodoh mengingat perkataan tuannya.
"Kira kira apa ya?" tanya si bodoh dalam
hati.
"Tuanku sangat kaya. Kira kira apa ya yang
belum dia miliki?"
Setelah memikirkan begitu lama akhirnya si bodoh
menemukan jawabannya. Dia kembali ke perkampungan miskin tadi. Lalu ia bagikan
lagi uang tersebut kepada orang miskin di perkampungan itu lagi.
"Tuanku memberikan uang ini kepada
kalian." katanya.
Para penduduk sangat bahagia. Dia memuji kemurahan
hati sang tuan.
Saat si bodoh pulang dan melaporkan apa yang telah
dia lakukan kepada uangnya kemudian si tuan mengomel "benar benar bodoh ini
orang."
Waktu berlalu, pada suatu hari terjadilah hal yang
tidak disangka sangka, pergantian pemimpin karena pemberontakan membuat
usahanya tidak berjalan mulus seperti dulu.
Belum lagi bencana banjir yang menghabiskan semua
hartanya bendanya.
Pendek kata sang tuan jatuh bangkrut dan melarat.
Dia terlunta lemas meninggalkan rumah. Hanya si bodoh yang setia ikut serta.
Ketika tiba disebuah perkampungan, entah kenapa para penduduk menyapanya dan
menyambutnya dengan hangat. Mereka menyediakan tumpangan dan makanan untuk si
tuan.
"Siapa para penduduk kampung itu? Kenapa mereka
baik hati rela menolongku?" tanya sang tuan heran.
"Dulu tuan pernah menyuruh saya untuk menagih
hutang para penduduk di kampung ini." jawab Si Bodoh.
"Tuan berpesan uang yang telah diminta untuk
dibelikan sesuatu yang belum tuan punyai. Kemudian saya berpikir bukankah tuan
sudah memiliki segala sesuatu. Satu satunya hal yang belum tuan punyai adalah
cinta dihati mereka. Kemudian saya membagikan uang itu kepada mereka atas nama tuan.
Sekarang tuan kini telah menuai cinta mereka." imbuh lagi si bodoh.
Kemudian si tuan meresa sedih dan terharu.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah tadi
adalah segala yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan yang suatu saat
akan diambil kembali oleh yang menitipkannya. Maka dari itu tak pantaslah
kiranya jika kita berbuat tamak dan sombong kepada sesama ciptaan-Nya.
Jika hidup ini menyenangkan makan bersyukurlah
karena itu tidak lama, jika hidup ini sukar maka bersyukurlah karena itu tidak
berlaku selamanya. Allah menjadikan segala sesuatu di muka bumi ini sebagai
ujian bagi hambanya. Boleh jadi, kesenanganmu saat ini merupakan ujian bagimu.
Ketika kita mengeluh dan merasa hidup ini sulit
ingatlah Allah selalu berkata “Aku tidak membebani seorang hamba melainkan
sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah). Ketika kita mengeluh dan merasa
bingung, ingatlah Allah selalu berkata “Hanya dengan mengingatku hati menjadi
tenang” (QS. Ar-Rad 28). Ketika kita merasa putus asa, ingatlah Allah selalu
berkata “sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah
6-7)
Demikian yang dapat saya sampaikan, karena
keterbatasan waktu dan keterbatasan ilmu yang saya miliki. Closing statement
dari saya, ada kalanya kita perlu menangis supaya kita tahu bahwa hidup bukan
hanya sekedar untuk tertawa, namun ada kalanya kit aperlu tertawa supaya kita
mengerti betapa mahalnya setetes air mata.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Note :
Naskah ini dibuat oleh Siska Irma Diana dalam rangka
menunaikan tugas Retorika
Ciputat, 6 Desember 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar