PEMUDA SANG PEMANDU MASA
Siska Irma Diana
Assalamualaikum Wr Wb
Puji
dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat
rahmat dan hidayahnya kita dapat berkumpul di tempat yang mulia ini.
Dewan
hakim yang bijaksana serta hadirin dan tamu undangan yang saya hormati, Literasi
atau keberaksaraan adalah kemampuan menulis dan membaca. Budaya literasi
dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh suatu proses
membaca dan menulis yang pada akhirnya menciptakan sebuah karya. Hasil survei UNESCO
terhadap minat baca di 61 negara, mengungkapkan minat baca masyarakat Indonesia
hanya 0,001% atau menempati urutan ke-2 terendah dari 61 negara. Hal ini sangat
memprihatinkan bagi kondisi intelektual suatu bangsa. Sebagaimana kita tahu
bahwa membaca adalah jendela dunia. Untuk itu, berdirinya saya disini akan
membawakan sebuah pidato dengan tema “Peran Generasi Muda Dalam Budaya Literasi” yang berjudul “Pemuda
Sang Pemandu Masa”.
Hadirin
yang berbahagia, tak bisa dipungkiri bahwa menulis dan membaca merupakan suatu
hal yang penting bagi generasi muda, seiring perkembangan zaman yang hampir
menenggelamkan keberaksaraan, bangsa dituntut untuk lebih produktif dan bisa
menjadi bangsa yang melek literasi. Tetapi fakta memaksa kita menerima
kenyataan bahwa perkembangan teknologi di Era Globalisasi saat ini tidak
diimbangi dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang positif. Budaya membacanya
generasi muda sekarang adalah membaca status-status di media sosial yang hampir
100% isinya sampah. Budaya menulisnya generasi muda sekarang adalah menulis chatting yang hampir tidak ada gunanya.
Perkembangan teknologi seharusnya dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan
kualitas intelektual dalam membangun peradaban bangsa. Salah satu caranya
dengan menulis sebuah karya puisi, cerpen, artikel, essai dan lain sebagainya
yang bisa dikirim ke media massa untuk kemudian diterbitkan dan dibaca oleh
Masyarakat guna kemajuan literasi bangsa Indonesia.
Hadirin
yang berbahagia, menurut survei tahun 2016 (Surat Kabar Koran Sindo) 5,9 juta
masyarakat Indonesia buta aksara di era 4G. Hal ini juga ikut menjatuhkan budaya
literasi bangsa kita. sebagai generasi muda, kenyataan menuntut kita untuk
berperan lebih dalam usaha mencerdaskan bangsa. Kualitas suatu Negara dilihat
dari kualitas bangsanya dan kualitas suatu bangsa dilihat dari kualitas
pemudanya.
Hadirin
yang berbahagia, demikianlah uraian yang saya sampaikan, dapatlah kiranya kita
menarik kesimpulan bahwasanya generasi muda menjadi jantung peradaban dan
perubahan, dengan menghidupkan semangat literasi dan memanfaatkan perkembangan
teknologi mari kita goreskan tinta-tinta prestasi. Sebuah pepatah mengatakan
jika kau ingin mengenal dunia maka membacalah tetapi jika kau ingin dikenal oleh
dunia maka menulislah. Mari genggam teknologi budayakan literasi!
Wassalamualaikum Wr Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar