KISAH
SEORANG SISKA
Nama
saya Siska Irma Diana, saya lahir di Provinsi Lampung tepatnya kabupaten Lampung
Selatan 16 Januari 1998. Saya adalah anak pertama dari empat bersaudara. Ayah
saya bernama Samsu Alam dan ibu saya bernama Sina Diana. Ayah saya seorang Nelayan sekaligus Petani dan ibu saya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Saya
memiliki dua adik perempuan dan satu adik laki-laki. Adik perempuan saya yang
pertama bernama Fitria Fera Diana sekarang sedang menempuh pendidikan kelas 2
SMP. Adik laki-laki saya bernama Ikhwan Alamsyah yang masih duduk dibangku SD
kelas 4. Sedangkan adik bungsu saya bernama Intan Cahya Diana yang baru
menginjak usia 4 tahun.
Saya
bertempat tinggal di desa Bandar Agung kecamatan Sragi kabupaten Lampung Selatan.
Riwayat pendidikan saya adalah Mi Guppi 05 Bandar Agung kemudian melanjutkan ke
SMP N 1 Sragi Lampung. Selatan selanjutnya saya menempuh mendidikan SMA di
Lampung Timur yaitu SMA N 1 Pasir Sakti. SMA N 1 Pasir Sakti adalah sekolah
favorit di kabupaten Lampung Timur. Dikarenakan berbeda kabupaten dengan tempat
tinggal saya maka saya pun kos di dekat sekolah. Setelah lulus SMA pada tahun
2016 saya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tidak ada sanak saudara disana sehingga saya pun harus kos untuk bertempat
tinggal beberapa tahun. Saya mengambil jurusan Jurnalistik yang merupakan
konsentrasi dari jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
Menjelang
Ujian Nasional, ketika SMA saya sempat bingung dalam memilih perguruan tinggi
sebab di Indonesia cukup banyak dan bagus. Saya adalah penyuka dunia sastra
namun cita-cita saya ingin menjadi seorang Sutradara. Dengan berbekal cita-cita
saya mencoba mencari jurusan yang tepat dan akhirnya saya memutuskan untuk
mendaftar ke Universitas Padjajaran Bandung jurusan Film dan Televisi melaui
jalur SNMPTN. Namun Tuhan blum mengizinkan saya masuk ke Universitas tersebut
terlebih brkecimpung dalam dunia pertelevisian. Dan saya mencoba untuk tidak
berputus asa. Saya pun mendaftar ke UIN Syarif Hidatullah Jakarta melalui jalur
SPAN dengan memilih jurusan komunikasi penyiaran islam. Ketika pengumuman saya sempat tidak percaya bahwa saya
dinyatakan lulus seleksi melelui nilai rapor tetapi saya percaya inilah jalan
yang telah allah buka untuk saya. Setelah melaluiproses yang cukup panjang
yaitu menunggu waktu daftar ulang, tes toefl dan toafl serta menyelesaikan masa
PBAK 2016 akhirnya sekarang saya menjadi mahasiswi UIN Jakarta jurusan Jurnalistik.
Dikarenakan jurusan komunikasi penyiaran islam masih bercabang yaitu memiliki
konsentrasi dan saya pun tertarik dan yakin untuk memilih jurusan Jurnalistik.
Saya
bukanlah seorang yang suka dengan dunia kejurnalistikan. Namun beberapa
pengalaman saya ketika SMA masih tergolong dalam dunia Jurnalistik salah satunya
saya pernah menjadi wartawan mading umum ketika itu saya mewawancarai seorang
Ka Mabigus dari Padang Cermin dalam acara Jambore Cabang. Selain itu juga saya
pernah mendapatkan tugas untuk membuat laporan ilmiah dan saya suka menulis
artikel di beberapa perlombaan tingkat kabupaten.
Saya
sangat menyukai dunia seni dan sastra. Dua hal yang sangat bernilai bagi saya
kerena seni dan sastra adalah suatu yang luhur, luas dan mengandung nilai
estetika. Namun bukan berarti saya adalah seorang yang melankolis. Saat ini
saya sedang mengasah kemampuan mengarang saya dalam kepenulisan terutama puisi
dan cerpen. Sejak duduk di bangku SMP saya sangat suka menulis puisi namun
belum begitu apik masih sekedar menulis saja dan itu tidak terkumpul dalam satu
buku melainkan terpisah di lembar akhir dari buku-buku SMP menginjak bangku SMA
saya mulai belajar membuat puisi dengan lbih rapih dan memerhatikan rima serta
diksinya. Namun barulah akhir tahun 2015 saya memulai karir kepenulisan di
tingkat Nasional dengan mengikuti lomba menulis puisi dari beberapa penerbit.
Lomba pertama yang saya ikuti yaitu dari penerbit Ellunar Publisher Bandung.
Saya mengirim tiga karya namun yang lolos hanya dua karya saja yang berjudul Andai Aku Amnesia dan Pendusta Masa Lalu. Dua karya yang lolos
sudah cukup membuat saya senang karena bisa masuk dalam pembukuan antologi
bersama sekaligus membakar semangat saya untuk terus menulis. Setelah lomba
tersebut saya mulai mengikuti lomba-lomba oleh penerbit lain. Alhamdulillah,
dalam waktu kurang lebih enam bulan karya saya dibukukan di lebih dari 25 antologi puisi. Selain puisi, Saya juga mulai menulis cerpen untuk saya ikut
sertakan dalam lomba. Namun saya belum terlalu menguasai permainan alur cerita
serta penegasan tokoh melalui menjelmaan wataknya. Sehingga hanya beberapa
cerpen yang bisa dimuat dalam kumpulan cerpen diantaranya berjudul Merindukan pelangi, Akhir 999, Bukan Pilihan.
Namun saya pernah memenangkan lomba cerpen tingkat sekolah dengan cerpen yang
berjudul Aku Dan Pak Tua.
Disamping
menulis saya juga suka dengan drama. Itulah alasannya dahulu mengambil
ektrakulikuler teater ketika SMA, namanya adalah Setna Kharisma Teater dan
kebetulan saya adalah ketua ekstrakulikuler tersebut. Disanalah saya dibimbing
oleh guru Bahasa Indonesia yiaitu ibu Ngateni,S.Pd dan bapak Darwis,S.Pd untuk
dapat memahami cara pengadeganan tokoh, cara mengekspresikan wajah, serta cara
menjadi tokoh yang dapat menguasai perannya dengan baik. Beberapa pengalaman
saya dalam drama yaitu pernah memimpin pementasan drama kelas dalam acara lomba
bulan bahasa tahun 2013 ketika itu saya masih kelas 1 SMA. Drama yang bernuansa
komedi dengan berlatar dunia dongeng dengan judul Cintaku Bersemi Di Hutan berhasil mendapatkan juara 1 dari 18 kelas
yang mengikuti lomba bulan bahasa tersebut. Ini bukanlah pengalaman pertama
saya dalam memimpin drama karena sebelumnya saya sempat menjadi tokoh dalam
tugas pementasan drama di kelas ketika SMP. Berbekal pengalaman itulah saya
memberanikan diri untuk mencoba memimpin jalannya pementasan drama dikelas saya
kala SMA. Setahun kemudian yaitu kelas 2 SMA saya kembali dipercaya teman-teman
untuk memimpin pementasan drama kelas. Saya mncoba mengangkat cerita perjuangan
terhadap cita-cita yang diperankan oleh tokoh utama bernama Joko Adilesmana. Nama
Joko sengaja saya jadikan tokoh utama mengingat kala itu Presiden Republik Indonesia
yang baru dilantik bernama Joko Widodo. Dengan sekelumit cerita dan petentangn
didalamnya akhirnya drama berjudul Laskar
Merah Putih berhasil memenangkan juara 1 dalam lomba bulan bahasa di tahun
2014. Setahun berikutnya yaitu tahun 2015 saya masih dipercaya oleh teman-teman
memimpin jalannya lomba pementasan drama, kali ini saya mengangkat adat
istiadat masyarakat Papua. Sehingga dekorasi dan pakaian yang harus dibuat
semirip mungkin dengan pakaian adat papua memakan waktu yang cukup lama. Mulai
dari persiapan naskah sampai pementasan kami membutuhkan waktu hampir dua bulan
lamanya. Dan kembali drama kami menjadi juara 1 dari 21 kelas yanga ada.
Pengalaman tiga tahun berturut-turut menyandang juara 1 menjadikan saya semakin
bersemangat mengejar cita-cita saya menjadi seorang Sutradara. Bukannya hanya
sebatas memimpin drama saja namun saya juga pernah menjadi tokoh dalam beberapa
acara yang diadakan sekolah seperti acara perpisahan dan kegiatan-kegiatan
akbar lainnya.
Kini
saya menikmati peran sebagai mahasiswi dan generasi muda. Melewati hari demi
hari dengan meningkatkan kualitas diri salah satu caranya saya ikut di banyak
organisasi. Tujuan hidup saya adalah menjadi manusia yang berkualitas dan
intelektual. Ilmu itu penting karena itulah menuntut ilmu sebanyak mungkin
menjadi ambisi saya untuk kelak dapat mewujudkan segala mimpi di masa kecil dan
harapan dimasa lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar